PEM Akamigas, kini sudah mulai memberlakukan proses belajar secara tatap muka meski masih tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Dituangkan dalam Pengumuman Direktur Nomor B-02.Pm/DL.10.05/BPP/2022, tanggal 7 Januari 2022, tentang kegiatan perkuliahan semester genap Tahun Akademik 2021/2022.
Wakil Direktur 1, Erdila Indriani menjelaskan disela-sela aktivitasnya (20/01/2022) bahwa kegiatan belajar mengajar secara tatap muka ini juga masih belum sepenuhnya. Dosen tamu dan mahasiswa yang masih dalam masa karantina masih diwajibkan untuk mengajar dan belajar secara online. “Mahasiswa juga masih belum boleh keluar masuk asrama secara bebas. Untuk ke kampus, kita bekerja sama dengan PPSDM Migas agar membuka gerbang barat sebagai akses mahasiswa khusus ke kempus. Itupun dibuka hanya pada jam-jam tertentu.”
Menurut drg. Sari Hediningtyas selaku tim kesehatan PEM Akamigas, “Pertimbangannya adalah mahasiswa dan dosen seluruhnya sudah mendapatkan vaksin. Mahasiswa yang baru saja masuk ke asrama juga harus sudah vaksin lengkap dan menunjukkan hasil tes antigen, masih harus menjalani masa karantina dulu, untuk meminimalkan resiko terjadinya penularan.”
Akses pintu gerbang barat PPSDM Migas dan gerbang timur kampus PEM Akamigas sebagai akses jalan/mobilitas mahasiswa dari Asrama Vyatra ke kampus hanya dibuka setiap harinya pada pukul 07.00 – 08.00 WIB untuk jam pagi, 11.30 – 13.30 WIB untuk jam siang, dan sore pada pukul 16.00-17.30 WIB, dengan pengawalan dan pengawasan dari tim keamanan di setiap titik jalan terbuka.
Kekhawatiran terhadap kondisi pendemik covid saat ini tetap masih ada, oleh karena itu Erdila juga menambahkan bahwa mahasiswa belum diperbolehkan menggunakan kendaraan bermotor, sepeda motor. “Semuanya harus jalan kaki, dengan pengawasan satpam di titik-titik terlihat.”
Kebijakan baru yang diterapkan PEM Akamigas ini mendapat tanggapan positif dari Sinung Bayu Nugroho, Mahasiswa Teknik Pengolahan Migas tingkat 3, “Saya rasa untuk semester ini punya kebijakan inovatif, menjaga kesehatan mahasiswa juga dengan gerak jalan kaki dari asrama ke kampus dan dengan pengawasan yang ketat untuk menjaga mahasiswa agar tidak terlalu terkontak dengan dunia luar yang notabene masih ada penyebaran virus covid 19. Untuk perkuliahan karena dilaksanakan secara offline menurut saya lebih dapet ilmunya, karena bisa berinteraksi secara langsung meskipun jarak masih dijaga sih.” (drm)
WhatsApp us