BBPMP (Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan) Provinsi Jawa Tengah merupakan unit pelaksana teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Adapun tugasnya adalah melaksanakan penjaminan mutu, pengembangan model dan kemitraan penjaminan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah di provinsi berdasarkan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Di tahun 2020, BBPMP yang saat itu masih bernama LPMP (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan) menerima penghargaan sebagai Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) dari Menteri Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi (Menpan-RB).
Oleh karena itu, PEM Akamigas sebagai upayanya untuk menyusul BBPMP menjadi institusi dengan predikat WBBM, bertandang ke kantor yang terletak di Srondol Kulon, Kec. Banyumanik, Semarang ini (22 Juni 2022).
Tim Zona Integritas PEM Akamigas yang diketuai oleh Plt. Wakil Direktur II PEM Akamigas Ayende ini diterima oleh Koordinator Tata Usaha dan Rumah Tangga BBPMP Ahmad Mudlofir yang didampingi oleh Widyaiswara Muda Putut Joko Wibowo. Ahmad Mudlofir bercerita bahwa yang terpenting adalah komitmen bersama, “Kalo di kami nyebutnya adalah KI komite integritas sejak 2017. Alhamdulillah kita saat ini sudah menjadi wbbm. Kita sudah plong, tinggal memantance penilaian 2 tahun sekali, untuk mempertahankan. Saat itu kami masih LPMPc dan saat ini sudah BBPMP (Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan).”
“Memang idealnya jarak dari WBK ke WBBM itu 2 tahun. Karena inovasi itu sudah akan berdampak, dan terukur. WBK penekanannya pada tata kelola internal. Sedangkan pada WBBM penekanannya adalah dampak hebat apa yang bisa diukur pada masyarakat atau stakeholder. Saat itu di kami ada inovasi model penjaminan mutu, itu adalah inovasi besar yang kami lakukan,” lanjut Ahmad.
Banyak hal yang bida dipelajari dari pengalaman BBPMP dalam menuju WBBM. Ayende juga menyampaikan setelah memperkenalkan PEM Akamigas, “Di tahun 2020 Alhamdulillah kami sudah WBK. Namun untuk menuju WBBM, kami masih harus banyak belajar dari para senior yang seudah lebih dulu meraihnya. Seperti tentang bagaimana membangun awareness untuk semuanya, kesadaran untuk semuanya yang bekerja di institusi ini untuk bersama membangun institusi menuju WBBM.”
Menurut Ahmad Mudlofir, “Zona Integritas itu intinya ada di pelayanan publik, baik itu publik internal maupun publik eksternal. Terkait dengan layanan publik ini, yang paling penting adalah bagaimana semua orang yang kita layani itu adalah merasa “diuwongke”, atau diorangkan, dihargai, sehingga merasa puas dan akhirnya akan memberikan penilaian tinggi untuk kita. Bahkan di kita standarnya, setiap karyawan setiap pagi akan mendapat teh yang dibuatkan OB. Jadi bukan saja kepuasan konsumen saja. Tapi juga kepuasan internal kita jaga.” (drm)
WhatsApp us