One Day With Experts (1DWE) merupakan salah satu bentuk pembelajaran bagi mahasiswa PEM Akamigas, selain pembelajaran di kelas dan praktik. Direktur PEM Akamigas, Erdila Indriani dalam sambutannya (16/5/2024) menjelaskan bahwa mahasiswa PEM akamigas tidak hanya belajar atau kuliah di kelas dan praktik saja. Tetapi juga belajar ilmu yang cakupannya lebih luas, bisa dari industri migas maupun penunjang bahkan sampai bidang hukum, sosial dan sebagainya, guna memperluas wawasan mahasiswa.
“Kali ini yang hadir disini adalah mans behind. Kalau nanti mas dan mba mahasiswa ini bekerja, aspeknya itu teknis. Tapi sebelum kilang itu beroperasi, bagaimana membuat scale up menjadi besar, equipment-nya di setting sedemikian rupa, sampai dengan bagaimana procurement peralatan atau bahan yang harus dipakai di kilang, yang memperhitungkan semuanya adalah Bapak Nailul Achmar dan tim. Jadi luar biasa. Satu yang membuat saya kagum pada saat diskusi dengan beliau adalah sangat rendah hati, dan satu poin pembelajaran, walaupun backgroundnya bukan dari teknis tetapi bisa mencapai jajaran direksi keuangan, Dimana proses bisnis di PT KPB ini cukup teknis, tetapi beliau cukup adaptif,” jelas Erdila
Dengan dipandu oleh moderator Aditya Dharmawan yang juga adalah dosen PEM Akamigas, 1DWE ini dapat berjalan dengan lancar penuh semangat. Secara singkat, Aditya memperkenalkan narasumber 1DWE ini yang merupakan Direktur Keuangan dan Penunjang Bisnis PT. Kilang Pertamina Balikpapan. Nailul Achmar.
Mengangkat judul “Project Overview dan Pengenalan Project Financing PT. Kilang Pertamina Balikpapan”, Nailul Achmar mengawali paparannya dengan bercerita tentang pengalaman karirnya, “Saya masuk pertamina tahun 1992, saya tamatan D3 akuntansi, 1986 saya masuk 1989 saya selesai, langsung bekerja di PT Trakindo utama Medan. Itu hebatnya anak politeknik, selesai langsung dicari. Saat ini, secara kepegawaian pertamina, saya sudah pensiun. Tetapi saya masih dikaryakan di Kilang Pertamina Balikpapan. Artinya apa….belajar itu tidak ada batas waktunya, dan bekerja tidak ada batasannya juga. Sapanjang kita sudah bekerja di satu perusaaan, penugasan kita jalankan. Gak usah pilih-pilih kerja.”
Selanjutnya Nailul atau yang lebih akrab dipanggil Bang Ilul ini menjelaskan tentang Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) yang dijalankan oleh PT. KPB. “Mengapa membangunn kilang RDMP Balikpapan ini? “kita menyebutnya dengan 2 tas. Tas yang pertama adalah meningkatkan kapasitas kilang. Saat ini kita tahu bahwa produk kita masih jauh dari pada yang tersedia, hanya separonya. Sehingga dengan adanya RDMP ini, kapasitas kita naikkan dari 260 barrel per day menjadi 360 barrel per day. Kemudian tas yang kedua adalah kualitas produk. Saat ini kita menghasilkan EUROII, saat kilang kita ini beroperasi, kita bisa menghasilkan EUROV standar internasional. Dan ini sudah merupakan bagian untuk transisi energi ke non fosil energi. Tas yang ketiga adalah kompleksitas refinery, NCI (Nelson Complexity Index), atau seberapa kompleks kilang itu bisa merubah crude menjadi berbagai macam produk.”
Nailul juga menjelaskan bahwa dengan adanya kilang ini juga menimbulkan multiplier effect yang diantaranya bisa menyerap 26.000 pekerja yang tidak semuanya orang Balikpapan. “Yang pasti butuh makan, efeknya ke warung makan, butuh tranportasi yang efeknya ke pengusaha angkot, butuh cuci baju efeknya ke laundry, butuh tempat tinggal yang efeknya ke juragan kost. Dan tahun 2023, kita mendapat undangan FGD dari Bank Indonesia di Balikpapan yang menyebutkan bahwa KPB menjadi salah satu motor penggerak perekonomian di Balikpapan.” (drm, https://akamigas.ac.id/)
WhatsApp us