Forum Diskusi dalam rangkaian Dies Natalis ini menghadirkan 2 (dua) orang narasumber, Dr. Ibrahim Hasyim, SE, MM dan Taslim Z Yunus. Ibrahim Hasyim merupakan Komite BPH Migas sekaligus ketua umum Ikatan Alumni Migas (ILUGAS), sedangkan Taslim Z Yunus merupakan Divisi Perencanaan SKK Migas. Hadir dalam kesempatan ini seluruh mahasiswa STEM Akamigas, dosen dan beberapa manajemen. Kegiatan yang berlangsung di Grha Oktana, Sabtu (21/10) ini dibuka oleh Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan, Asep Rohman, ST, MT. Dalam sambutan pembukaan, Asep Rohman, ST, MT menyampaikan bahwa kegiatan ini tak lepas dari mahasiswa yang ikut berperan aktif dalam mendukung kesuksesannya. Dalam forum ini mahasiswa diharapkan menyampaikan kemampuan mempresentasikan profil masing-masing prodi. Mahasiswa memang dituntut untuk aktif dan kreatif sehingga bisa mempromosikan diri untuk diminati industri migas. Kedepan STEM Akamigas diharapakan lebih fokus mengelola sistem pendidikan yang bukan hanya merekrut banyak mahasiswa, tetapi bisa meluluskan mahasiswa yang banyak diminati industri. Lebih lanjut dipaparkan juga tentang kondisi STEM Akamigas dalam menghadapi perubahan. Banyak yang harus diperbaiki, dan itu perlu analisa dalam pengembangan kurikulum dengan mengikuti perkembangan jaman.
Seperti mendapat tantangan, mahasiswa dari masing-masing prodi tampil untuk menyampaikan profil masing-masing. Semua prodi, Teknik Produksi Migas, Teknik Pengolahan Migas, Teknik Mesin Kilang, Teknik Instrumentasi Kilag dan Logistik Migas secara garis besar memaparkan bahwa mahasiswa memiliki kemampuan dan kompetensi yang lebih unggul dibandingkan dengan perguruan tinggi lain. Hal ini bisa dimaklumi karena setiap tahun mereka harus membuat kertas kerja wajib yang tidak dijumpai pada perguruan tinggi lain. Selain itu juga dibuktikan dengan banyaknya prestasi kejuaraan yang diikuti dengan mengalahkan tim-tim besar seperti UGM, ITB, UPN dsb.
Sementara itu Komite BPH Migas, Dr. Ibrahim Hasyim memberikan masukan bahwa perubahan politeknik harus mempunyai tujuan yang jelas, apakah lulusannya untuk bekerja atau sebagai pondasi untuk melanjutkan studi. Pendidikan, menurut beliau harus memiliki 4 pilar. Pilar ilmu dasar, ilmu terapan, kewiraan dan moral. Tugas kita semua bagaimana membuat brand Akamigas cepu kembali maju seperti dulu.
Sementara itu, Taslim Z Yunus lebih dulu memaparkan tentang SKK Migas yang memiliki core bussines di eksplorasi dan produksi. Bahwa kebutuhan tenaga kerja disektor hulu juga dipengaruhi oleh kondisi harga minyak dunia. Semakin tinggi harga minyak, semakin banyak permintaan tenaga kerja. Mahasiswa harus sadar, apakah ingin sebagai pekerja, enterprrenuer atau peneliti. Sehingga harus fokus pada bidang apa yang dipelajari. Beberapa saran yang disampaikan misalnya, lulusan STEM Akamigas lebih sesuai untuk operator, mahasiswa sebaiknya magang selama 2 – 3 tahun diindustri migas, kerjasama dengan service company dan berorientasi untuk go internasional.
Bagaimana dengan Job Fair ? Demikian pertanyaan dari mahasiswa. Hal ini ditanggapi oleh SKK Migas yang berkomitmen menghadirkan beberapa oil company untuk ikut anbil bagian.
Setelah usai acara, para peserta menyempatkan diri untuk berkunjung pada stan pameran masing-masing prodi yang menampilkan bermacam-macam prestasi dan inovasi dari mahasiswa. (HAR)
WhatsApp us