Dalam rangkaian acara Dies Natalis ke 51 STEM Akamigas, mahasiswa melaksanakan kegiatan yang diberi label Derrick 2017. Derrick 2017 adalah event yang pertama kali diselenggarakan dengan mengundang mahasiswa dari perguruan tinggi lain. Berbagai kegiatan yang terangkum dalam Derrick 2017 adalah Grand Seminar, Smart Competiton, Case Study Competition, Oil Rig Design Competition dan Fun Trip. Sebagai anggota IATMI tentunya kegiatan ini didukung sepenuhnya sebagai wahana untuk interaksi lebih erat antara mahasiswa. Hadir dalam kegitan ini perwakilan mahasiswa dari ITS, ITB, UPN Jogja, Undip, STT Migas Balikpapan dan STTR Cepu.
Grand Seminar dilaksanakan di Grha Oktana pada hari Jum’at (13/10) dengan mengambil tema “Advanced Technology for Challenging National Crisis”. Tema yang sangat relevan dengan kondisi migas nasional dimana dibutuhkan banyak penemuan cadangan migas baru untuk mendukung ketahanan energi nasional. Industri migas memang identik dengan industri yang padat teknologi. Untuk menemukan cadangan migas barupun harus didukung dengan penerapan teknologi modern. Teknologi migas memang terus berkembang, baik yang masih berupa riset maupun yang sudah uji coba dilapangan. Tema inilah yang coba dihadirkan sebagai bekal kepada para mahasiswa sebagai bahan renungan agar melecut semangat dan kreatifitas dalam ikut berperan aktif mendukung program pemerintah menjaga ketahanan energi nasional. (Har)
Seminar dibuka oleh Dr. Achmad Djumarma W, Dipl. Seis mewakili manejemen. Harapanya dengan kegiatan ini dapat menjalin lebih erat bagi para mahasiswa dan dapat mengembangkan teknologi perminyakan di Indonesia. Sebagai presenter pertama, Erdilla Indriani, dosen internal STEM Akamigas menyampaikan analisis laboratorium tentang pemanasan elektromagnetik gelombang mikro dengan fluida nano ferro untuk stimulasi sumur minyak berat. Sedangkan Shinta Damayanti, Manajer Senior Pengkajian Studi Eksplorasi dan Sumber Daya SKK Migas, menyajikan materi “Advanced Technology for Sustainable ational Energy”. Beliau lebih menekankan tentang kondisi lapangan migas dan tantangannya serta penggunaan ilmu dan teknologi baru dalam mengekslporasi suatu lapangan agar lebih produktif. Adapun Sri Intan Wirya, Operation Technical Subsurface Manager Exxon Mobile Cepu Ltd, menyampaikan perjalanan Exxon Mobile Cepu dalam mengelola blok Cepu. Pemikiran kreatif dalam menyikapi keterbatasan fasilitas pada awal-awal pengembangan blok Cepu, seperti pemakaian EPF (Early Production Facilities) yang mampu mengangkat minyak 30 ribu BOPD. Ditingkatkan lagi dengan EOE yang bisa menambah 10 ribu BOPD, kemudian dengan WPBFO (Well Pad B First Operation) mampu menambah 40 ribu BOPD hingga akhirnya fasilitas Banyu Urip selesai dibangun. Saat ini lapangan Banyu Urip mampu menyumbangkan lebih dari 200 ribu BOPD atau setara dengan 25% produksi nasional.
WhatsApp us