PEM Akamigas merupakan perguruan tinggi vokasi yang memiliki tanggung jawab untuk memenuhi tridharma perguruan tinggi yang memiliki kewajiban untuk melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, Salah satu tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) PEM Akamigas beranggotakan Arya Dwi Candra, Arif Rahutama, Henk Subekti, Edi Untoro yang seluruhnya adalah dosen di PEM Akamigas dan dibantu oleh mahasiswa Program Studi Teknik Produksi Migas Rio Yanuarta, dan Daffa Pramudita. Tim ini melihat adanya keterbatasan pengetahuan dan sumber daya pendidikan di kalangan guru geografi yang sering kali menghambat efektivitas pengajaran di materi ini.
Arya Dwi Candra selaku ketua Tim PKM ini menjelaskan bahwa kegiatan PKM ini dirancang untuk meningkatkan kompetensi guru geografi SMA se-Jawa Tengah dalam mengajarkan konsep geologi migas, eksplorasi migas, dan proses produksi minyak bumi. Program ini berfokus pada kegiatan eksplorasi dan produksi minyak tradisional di Ledok, Jawa Tengah, sebagai studi kasus untuk memberikan pelatihan praktis dan pengembangan modul pembelajaran yang aplikatif. Melalui pendekatan yang menggabungkan teori dengan observasi lapangan, guru diharapkan dapat mengintegrasikan pengetahuan geologi dan perminyakan ke dalam pembelajaran yang lebih kontekstual dan relevan bagi siswa. Kegiatan ini juga bertujuan untuk membantu Guru dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap industri perminyakan serta kesadaran mereka akan pentingnya pengelolaan sumber daya alam. Hasil dari program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan geografi di tingkat SMA, serta memberikan wawasan yang lebih luas dan praktis kepada siswa mengenai potensi dan tantangan yang dihadapi Indonesia sebagai negara penghasil minyak bumi.
Lebih dari 50 guru geografi SMA dari berbagai SMA di Jawa Tengah ikut berpartisipasi pada kegiatan PKM Pengenalan Geologi dan Perminyakan ini. Bertempat di Kampung Samin Sambongrejo, Kab. Blora, kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 9-10 Agustus 2024 ini harapannya dapat memberikan sumbang sih bagi kemajuan pendidikan di Indonesia, khususnya Jawa Tengah.
Arya juga menjelaskan bahwa melalui PKM ini akan disusun modul pembelajaran geologi dan perminyakan. “Guru yang berpartisipasi dalam kegiatan ini juga akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang geologi dan perminyakan, serta kemampuan untuk mengajarkan topik tersebut secara lebih menarik dan relevan.”
“Selain itu melalui kegiatan ini, dapat terbentuk jaringan kolaborasi antar sekolah, perguruan tinggi dan industri perminyakan yang dapat mendukung kegiatan pendidikan dan penelitian di masa depan.”
Pemilihan Lokasi Kampung Samin Sambongrejo sebagai pelaksanaan kegiatan PKM Pengenalan Geologi dan Perminyakan untuk Guru Geografi SMA se Jawa Tengah ini, menurut Arya adalah letak Kampung Samin Sambongrejo ini dekat dengan Lokasi penambangan migas di Ledok. “Ini memberikan keuntungan strategis karena para peserta PKM dapat mempelajari aspek-aspek praktis dari geologi dan perminyakan yang relevan dengan kondisi lapangan khususnya di Lapangan Ledok. Selain itu juga dapat melihat dan memahami secara langsung bagaimana aktivitas penambangan migas beroperasi dan berdampak pada lingkungan sekitar.”
Kampung Samin Sambongrejo sendiri merupakan representasi budaya Suku Samin Blora, yang dikenal dengan ajaran dan tradisi khasnya. Peserta dapat mempelajari dan mengalami langsung budaya Samin, yang mencakup nilai-nilai adat dan tradisi lokal yang mungkin berhubungan dengan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Memahami bagaimana komunitas lokal berinteraksi dengan industri migas dan menjaga warisan budaya mereka, yang dapat memberikan perspektif tambahan dalam pengajaran geografi.
“Aspek terakhir adalah bahwa Kampung Samin Sambongrejo telah diakui sebagai desa wisata unggulan, mendapatkan Juara Harapan ADWI 2023 dari Kementerian Pariwisata. Keunggulan ini mendukung kegiatan PKM dengan tersedianya Infrastruktur dan Fasilitas yang memadai. Sebagai desa wisata, Kampung Samin menawarkan fasilitas yang mendukung kegiatan edukatif seperti ruang pertemuan dan pemandu lokal, yang mempermudah pelaksanaan program. Pengalaman ini memberi peserta wawasan tentang bagaimana desa dapat mengembangkan potensi wisata secara efektif dan berkelanjutan, serta strategi yang dapat diterapkan di daerah lain. Dengan ketiga aspek ini, Kampung Samin Sambongrejo menyediakan lingkungan yang ideal untuk kegiatan PKM, menggabungkan elemen edukasi, budaya, dan pengembangan wisata secara harmonis,” pungkas Arya. (drm, https://akamigas.ac.id/)
WhatsApp us