Liputan6.com, Jakarta : Awal tahun ini, kinerja Kementerian Keuangan (Kemenkeu) fokus pada target lifting minyak di 2014.
Bersama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pemerintah tengah sibuk membahas rencana pembangunan kilang minyak mentah di Indonesia.
Berlokasi di Kantor Kementerian Keuangan, Menteri ESDM Jero Wacik menemui Menteri Keuangan Chatib Basri sebelum melaksanakan solat Jumat siang ini (10/1/2014).
Jero mengakui, kunjungannya kali ini untuk membahas hitung-hitungan perkiraan lifting minyak tahun ini yang ditargetkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 870 ribu barel.
“Tadi ngobrol soal perkiraan hitungan lifting 2013 dan apa hambatannya. Karena target APBN 2014 sebesar 870 ribu barel, sedangkan dalam APBN-P 2013 sebesar 840 ribu barel per hari. Ini sedang kami rapikan, dihitung detail karena semua KKKS harus mempercepat produksinya,” jelasnya.
Lebih jauh dia menambahkan, pembicaraan juga menjurus pada pembangunan persiapan energi terbarukan ke depan. Pasalnya, Jero mengakui, beban negara saat ini terasa berat karena harga impor bahan bakar minyak (BBM) semakin mahal.
“Ini terjadi karena harga dolar AS terhadap rupiah semakin berat, sehingga perlu mendorong pada peralihan gas dan energi terbarukan, serta penggunaan batu bara,” ujarnya.
Di samping itu, dia menyebut, Menkeu sudah menyetujui pemberian feed in tariff bagi penggunaan energi terbarukan supaya rakyat Indonesia tidak melulu bergantung pada minyak.
“Tahun ini kan terakhir, saya berusaha untuk menjalankan semua energi terbarukan. Dorong feed in tariff dan kelihatannya Menkeu sudah agak setuju memberikan feed in tariff, termasuk memasifkan pemakaian batu bara ramah lingkungan. Jangan terlalu bergantung pada minyak, berat,” tukasnya.
Jero juga mendesak Chatib untuk menambah kilang minyak mentah supaya tidak terus bergantung pada impor BBM.
“Saya minta semua opsi pembangunan kilang dipercepat. Apa saja yang penting dipercepat karena setelah dua tahun pembangunan, kita akan lebih ringan,” cetus dia. (Fik/Nrm)
WhatsApp us