Ancaman krisis minyak dan gas (migas) yang melanda Indonesia ditanggapi serius oleh Kementerian ESDM. Menteri ESDM, Sidurman Said merespon dengan membentuk Komite Eksplorasi Migas. Arahnya mendorong eksplorasi besar-besaran. Menteri ESDM menjelaskan Komite ini dipimpin oleh Andang Bachtiar dari Dewan Energi Nasional (DEN). Komite ini berfokus menjalankan rekomendasi yang sudah ada. Mantan dirut Pindad ini menyebut dalam waktu dekat mulai dilakukan pembahasan langkah-langkah strategis. Lebih lanjut dia menjelaskan tim independen itu bisa menjadi harapan baru untuk menemukan lading minyak. Rekomendasi yang sudah ada menyangkut regulasi, koordinasi dengan daerah sampai perbaikan iklim investasi. Selain itu dia sudah menandatangani peraturan menteri (permen) terkait dengan perpanjangan wilayah kerja (WK). Dari beberapa opsi pemerintah memberikan kesempatan lebih dahulu kepada PT Pertamina (Persero). “Kalau Pertamina nggak berminat, nanti dicanangkan lagi,” jelasnya.
Sementara itu, Andang Bachtiar menyatakan hanya menjalankan rekomendasi yang sudah tersebar di internet. Menurut dia rekomendasi itu masih sangat relevan untuk dijalankan, namun tidak ada yang berani mencobanya. “Sudah di-list bertahun-tahun. Sekarang semangat orang baru dan keberanian baru untuk mengubah resource menjadi eksplorasi,” katanya. Andang menyebutkan kerja komite harus lebih ringan. Dia menyebut banyak ide besar yang akan direalisasikan. Ide itu misalnya, eksplorasi shale gas yang saat ini belum populer di Indonesia. Ongkos yang terlalu mahal membuat beberapa operator tidak berminat. Dia punya pemikiran biaya eksplorasi ditanggung pemerintah. Anggarannya diambil dari cost recovery yang sistemnya sudah berjalan. “Saya selalu kampanye kenapa susah dapat cadangan baru. Sebab konsep dasar eksplorasi tidak ada. Kita jago mengolah apa yang sudah ada, tapi mencari susah,” tuturnya. Menurut dia, mumpung harga minyak saat ini rendah, sudah saatnya menggiatkan eksplorasi sendiri.
WhatsApp us