Kebutuhan bahan bakar di Indonesia akan terus meningkat, sedangkan ketersediaan bahan bakar fosil saat ini terbatas. Hal ini menggelitik tim Pengabdian Kepada Masyarakat PEM Akamigas untuk memberikan pengenalan dan pengetahuan tentang sumber-sumber bahan bakar lain yang bisa didapatkan di lingkungan sekitar serta ramah lingkungan.
Beberapa desa di wilayah Kabupaten Blora, ada yang telah memanfaatkan biomassa berupa biogas dari kotoran sapi, manusia, dan juga limbah cair tahu, sebagai bahan bakar untuk memasak dan penerangan. Kali ini giliran biobriket dengan memanfaatkan tongkol jagung yang merupakan limbah pertanian di banyak pedesaan.
Desa Pakel, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, menjadi desa sasaran Tim Pengabdian Kepada Masyarakat yang diketuai oleh Oksil Venriza, untuk mengenalkan tentang pemanfaatan tongkol jagung sebagai bahan dasar pembuatan biobriket dengan cara mudah dan biaya relatif kecil. Melalui survey yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui bahwa 90% warga Desa Pakel ini adalah petani jagung. Pada saat panen, tongkol jagung akan dijadikan pakan ternak, dan menjadi sampah hingga dimakan hama.
Kondisi seperti inilah yang dilihat Tim yang diketuai Oksil Venriza ini untuk memberikan pengertian kepada masyarakat Desa Pakel, bahwa tongkol jagung pun masih memiliki potensi lebih. “Briket tongkol jagung ini bisa bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama dari pada kayu bakar. Bahkan nilai kalorinya mencapai 1,5 kali lipatnya,” ujar Oksil saat memberikan pelatihan kepada warga Desa Pakel (16/11/2021).
“Harapannya pengetahuan pembuatan briket tongkol jagung ini bisa membuka peluang bisnis baru bagi pengusaha briket berskala kecil di tingkat desa, syukur-syukur bisa memasarkan di tingkat nasional bahkan internasional,” lanjut Oksil.
Kepala Desa Pakel, Ifa Marwatin Fadhilah menyambut baik program Pengabdian Kepada Masyarakat PEM Akamigas ini, “Kami harap proses pelatihan ini dapat berlanjut sehingga dapat terbentu unit usaha mandiri di Desa Pakel ini.” (drm)
WhatsApp us