“Pembuatan Reaktor Perekahan Residu ini dapat dimanfaatkan sebagai alat penelitian/praktikum skala laboratorium dalam proses pengolahan migas yang membutuhkan temperatur dan tekanan moderat, yaitu maksimal 3500C dan 10 bar. Salah satunya adalah proses cracking long residu,” ujar Silvya Yusnica A, ketua tim peneliti yang juga seorang dosen PEM Akamigas.
Bekerja bersama anggota tim lainnya, Tun Sriana, Arif Nurrahman, Akhmad Sofyan, dan dibantu mahasiswa (Benoni J JH Lethulur, Angela N. N. Titihalawa, Eklesia A. C. Lapian, Tin Khoirinatul M, Valentino J. Tamaela, Piere R Maromon, Mitha Kamsy), program penelitian tentang Pembuatan Reaktor PerekahanResidu menjadi Bahan Bakar Minyak ini dapat diselesaikan pada November 2020.
Silvy juga menyampaikan bahwa ada 3 hal yang melatarbelakangi penelitian ini yakni pertama adalah Perpres no 22 tahun 2017, yang mana peningkatan nilai tambah sumber energy sebagai bahan bakar serta bahan baku industry nasional, salah satu prioritas sumber energy fosil. Yang kedua adalah terjadinya penurunan cadangan light petroleum crude oil dan peningkatan kebutuhan bahan bakar minyak. Dan yang ketiga adalah kebutuhan akan peralatan laboratorium yang mendukung peningkatan nilai tambah residu.
“Sehingga alat ini dapat digunakan oleh dosen/peneliti maupun mahasiswa, dalam pelaksanaan penelitian maupun praktikum pada mata kuliah bisa proses pengolahan migas, atau kinetika dan katalis,” jelas Silvy. (drm)
WhatsApp us