Ruang Pertemuan Rektorat STEM Akamigas (03/03/2017) dari pagi hingga sore hari, digunakan untuk pembahasan tindak lanjut atas perubahan status STEM Akamigas menjadi PEM (Politeknik Energi dan Mineral) Akamigas, sesuai dengan arahan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Pembahasan yang dilakukan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral (BPSDM ESDM), Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Migas dan STEM Akamigas ini terfokus pada program pendidikan vokasi untuk Diploma 1 (D1), merujuk Inpres no. 9 tahun 2016.
Kepala BPSDM ESDM, Dr. Ir. Djadjang Sukarna menyampaikan dalam pengarahannya bahwa lulusan dari SMK Migas, memang telah banyak diterima di dunia kerja. Tapi itu mayoritas adalah lulusan dari jurusan umum. Bukan yang perminyakan, karena memang didunia perminyakan, sertifikasi personil sangatlah penting. Dan untuk memperoleh sertifikasi itu, harus memenuhi sekian jam pelajaran yang dinilai setara dengan pengalaman kerja. Untuk itulah D1 dan diklat lah yang akan memenuhi kekurangan persyaratan dari lulusan SMK.
Kris Budiyanto, Kepala SMK Migas membenarkan yang disampaikan oleh Kepala BPSDM ESDM. Memang, kelulusan dari SMK Migas lebih dari 70% diterima oleh instansi / perusahaan dan sebagian besar dari program studi selain perminyakan atau umum.
Wakil Ketua I STEM Akamigas, Ir. Woro Rukmi H, M.Sc dalam paparannya juga menyampaikan bahwa pada program Diploma 1 untuk peserta didiknya akan mendapatkan praktek yang lebih banyak, terkait dengan penyiapan peserta didik yang siap kerja. Kurikulum yang disiapkan untuk mencetak lulusan yang siap kerja dan telah tersertifikasi.
Optimistis bahwa kesepakatan untuk dapat mewujudkan program pendidikan vokasi di STEM Akamigas akan segera terlaksana. Memberikan bekal terbaik bagi peserta didik agar pada kelulusannya nanti telah siap untuk bersaing di dunia kerja.
WhatsApp us