Kunjungan kerja Kepala Badan Pengembangan SDM ESDM, Dr. Ir. Djadjang Sukarna ke STEM Akamigas dilaksanakan usai mengunjungi Pusdiklat Migas pada hari Jum’at (4/3). Kunjungan dimaksudkan selain untuk silaturahmi dan memperkenalkan Kapusdiklat Migas yang baru, juga memberikan pengarahan kepada dosen dan pegawai dilingkungan STEM Akamigas. Sebelum mengadakan pertemuan, Kepala BPSDM ESDM yang didampingi oleh Sekretaris BPSDM ESDM, Drs. Endang Sutisna, Kapusdiklat Migas, Drs. R. Edi Prasodjo, M.Sc, dan Ketua STEM Akamigas, Prof. Dr. Perry Burhan, M.Sc mengawali dengan keliling meninjau ruangan kelas dan kantor serta mengunjungi Perpustakaan dan Laboratorium Instrumen. Banyak hal yang diperhatikan. Tentang kemungkinan menambah jumlah ruang kelas dengan menambah lantai pada gedung yang sudah ada. Juga pengadaan jurnal ilmiah untuk koleksi perpustakaan.
Dalam pertemuan di gedung Kudalaut, sebelum pengarahan oleh Kepala BPSDM ESDM, diawali dengan presentasi oleh Wakil Ketua II, Drs. Wahid Sugiman, MT yang menyatakan bahwa STEM Akamigas memiliki beberapa pesan yang harus dilaksanakan yaitu :
Sementara itu Kepala BPSDM ESDM mengingatkan bahwa maju mundurnya BPSDM ESDM identik dengan STEM Akamigas, sehingga kebanggaan dan harapan yang besar ada pada STEM Akamigas. Seperti pemikiran Menteri ESDM, Sudirman Said bahwa BPSDM ESDM itu identik dengan STEM Akamigas, sehingga keberadaannya harus diperkuat. STEM Akamigas adalah pendidikan vokasi, maka harus segera dipikirkan untuk perubahan menjadi Politeknik. Tentunya sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang ada. Dalam memperkuat kelembagaan STEM Akamigas, tidak bisa dilepaskan dari sumber daya manusia yang dimiliki. Untuk itu Djadjang Sukarna sangat mendorong kepada tenaga pendidik maupun kependidikan untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, baik S2 maupun S3. Komitmen tersebut disampaikan berulang kali, siapapun akan diberi kesempatan selama memenuhi kriteria. STEM Akamigas memang harus mempersiapkan SDM yang handal, karena kedepan pimpinan STEM Akamigas diharapkan berasal dari internal. “Tugas belajar itu ibarat sampah yang ada disungai, tidak ada artinya, manakala lewat didepan kita dibiarkan saja. Tetapi begitu menjauh akan sangat sulit untuk mengambilnya,” demikian Djadjang Sukarna mengibaratkan kesempatan tugas belajar itu bila diabaikan maka akan sulit lagi untuk mendapatkannya.
WhatsApp us