Mahasiswa Prodi Teknik Mesin Kilang (TMK) juga harus belajar pipa. Kali ini bagi mahasiswa TMK Tingkat 2, di bawah bimbingan M. Roni Hajianto, melakukan praktikum Evaluasi dan Optimalisasi Peralatan Statis yang secara spesifiklagi tentang Analisis Perbedaan Percepatan Flow Meter pada Pipa Seri dan Paralel (07/03/2024).
Bertempat di Bengkel Mekanik Nglajo, Roni menjelaskan bahwa praktikum ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada mahasiswa mengenai perbedaan aliran fluida pada pipa yang disusun secara seri dan paralel, menggunakan alat flow meter sebagai instrumen utama untuk mengukur percepatan aliran. “Penggunaan pipa dalam industri kilang minyak dan gas sangat penting, sehingga memahami distribusi aliran fluida dalam sistem perpipaan merupakan keterampilan mendasar yang harus dikuasai mahasiswa teknik mesin,” jelas Roni.
Lebih lanjut Roni menjelaskan bahwa dalam praktikum ini, mahasiswa akan menganalisis bagaimana perubahan percepatan aliran pada pipa seri dan paralel dapat mempengaruhi efisiensi sistem. Pada pipa seri, aliran fluida melalui setiap segmen pipa dengan laju yang konsisten, tetapi dapat dipengaruhi oleh peningkatan resistansi akibat panjang total pipa. Sebaliknya, dalam pipa paralel, aliran fluida terbagi ke dalam dua atau lebih jalur, yang menyebabkan percepatan aliran berbeda di tiap jalur tergantung pada tekanan dan diameter pipa. Dengan menggunakan flow meter, mahasiswa akan mengukur dan membandingkan percepatan aliran di berbagai titik untuk memahami perbedaan kinerja antara kedua sistem ini.
Praktikum ini tidak hanya mengajarkan teori tentang aliran fluida, tetapi juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menguji secara langsung bagaimana konfigurasi perpipaan dapat mempengaruhi optimalisasi peralatan statis. Dalam proses evaluasi, mahasiswa akan mempertimbangkan faktor-faktor seperti tekanan, kecepatan aliran, serta kehilangan energi akibat gesekan, untuk menentukan apakah sistem seri atau paralel lebih efisien untuk situasi tertentu. Melalui perhitungan dan pengamatan langsung, mereka akan dapat menarik kesimpulan tentang keunggulan dan keterbatasan masing-masing konfigurasi perpipaan.
Dipta Ario Wibowo, salah satu mahasiswa TMK peserta praktikum ini tidak mengira bahwa belajar pipa saja bisa sekompleks ini, “Seru, kita jadi tahu bahwa pasang pipa itu tidak sembarangan, apalagi dalam industri migas. Rupanya banyak hal yang harus ditimbang, diukur dan diperhatikan sebelum memasang pipa. Apalagi kita disuruh mengevaluasi, awalnya susah, tapi setelah mengerti, pasti bisa.”
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk melatih mahasiswa dalam mengevaluasi dan mengoptimalkan kinerja peralatan statis di industri, khususnya dalam konteks perpipaan yang berperan vital dalam pengangkutan fluida. Praktikum ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi sistem perpipaan, sehingga mereka dapat menerapkan pengetahuan ini dalam perancangan dan perbaikan sistem industri yang lebih efisien dan ekonomis di masa depan. (Danu Eka P, drm, https://akamigas.ac.id/)
WhatsApp us